tTerima kasih atas kunjungan anda di blog saya. Maaf apabila blog saya tidak berkenan di hati anda. Sebagai tanda terima kasih, saya doakan anda masuk surga.

Senin, 06 Juli 2009

Sepeda Ontel mini

Selain disebut sebagai kota pariwisata, yogyakarta juga pernah menyandang predikat sebagai kota sepeda. Karena hampir disetiap sudut kota akan ditemui masyarakat yang menggunakan sepeda. Namun seiring berjalannya waktu, keberadaan sepeda di kota ini, hampir punah dan tergantikan dengan alat transportasi yang menggunakan motor.

Ternyata eksotisme dan keindahan bentuk alat transportasi tradisional seperti sepeda onthel, andhong maupun becak yang berseliweran di setiap sudut kota yogya, telah memikat hati banyak wisatawan yang pernah singgah di yogya. Keberadaan sepeda onthel pun ternyata memberikan inspirasi untuk dijadikan souvenir ataupun sekedar tanda kenangan. Namun siapa sangka jika miniatur sepeda ontel yang terpajang di galeri-galeri, mall tersebut merupakan hasil karya para pengrajin home industri dengan handmade. Heri Suryono seorang perajin miniatur di Jalan Gajahmada Purwokinanti, Pakualaman Yogyakarta, memulai usahanya sejak tahun 1983 dengan nama Walidi Cor Kuningan. Nama tersebut diambil dari nama bapaknya yang telah merintis usaha ini sejak tahun 1974. Selain memproduksi miniatur miniatur sepeda, Heri juga memproduksi becak, andong, setrika logam model kuna, dan meriam Belanda. Bisnis miniatur cor kuningan ini, telah berjalan selama 3 generasi, dan saat ini Produknya telah merambah ke berbagai negara di Eropa Timur, Malaysia, Prancis dan Italia. Ketika ditemui tim apa kabar jogja di tempat usahanya, Heri menyampaikan bahwa di asia sementara hanya malaysia yang menjadi salah satu negara yang eksis dalam mengimpor miniatur sepeda ini. Namun Pembeli di sana menghendaki produk yang dikirimnya polos, tanpa tempelan atau tulisan Made in Indonesia. Selain pembeli yang langsung melakukan transaksi di tempat, Walidi cor kuningan juga menerima pesanan melalui telepon dan internet. Namun pesanan eceran juga tetap akan dilayani dengan baik.
Kini Walidi cor kuningan setiap bulannya mampu memproduksi kerajinan miniatur rata-rata 1.000-1.500 unit, dan semuanya berdasarkan pesanan. Tenaga kerjanya adalah masyarakat sekitar ditambah dari Bantul. Pemberdaaan masyarakat sekitar Purwokinanti menjadi kunci sukses dari usaha ini. Tenaga dari masyarakat sekitar ada 4-5 orang, dengan gaji Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu perhari dan dibayar mingguan.
Heri mematok harga Rp 65 ribu untuk sepeda miniatur ukuran besar dan Rp 45 ribu untuk ukuran lebih kecil. Sedangkan seterika logam mini, dibandrol dengan harga Rp 22.500 dan becak mini Rp 100 ribu. Selain miniatur sepeda, Heri juga membuat kerajinan kuningan yang juga banyak dipesan dari kalangan gereja seperti, tempat lilin, sibori dan keperluan misa lainnya. Heri hanya mengharapkan agar negara indonesia mau merespon dalam mematenkan produk dalam negeri, sehingga tidak ditiru oleh negara-negara lain

0 Comments:

Post a Comment