tTerima kasih atas kunjungan anda di blog saya. Maaf apabila blog saya tidak berkenan di hati anda. Sebagai tanda terima kasih, saya doakan anda masuk surga.

Rabu, 08 Juli 2009

Fashion Tahun ini

hot pants

Photobucket

Photobucket


Photobucket

harem pants

Photobucket

Photobucket

Photobucket


Skate pants

Photobucket

Photobucket

wide leg pants


Photobucket


Photobucket

Dress

Photobucket

Photobucket

Photobucket

street fashion

Photobucket

Coba perhatikan belakangan ini, semakin banyak anak muda yang berseliweran di mall atau jalan yang mengenakan kacamata vintage atau ada juga yang menyebutnya dengan sebutan kacamata nerd. Itu tidak lain karena bentuknya yang super culun atau istilahnya cupu. Banyak para orangtua kita pada jamannya mengenakan kacamata ini sebagai kacamata baca.

Semakin kemari perkembangan fashion item kian pesat, yang dulunya cupu bisa terlihat gaya dengan padanan yang ok. Begitu halnya juga dengan kacamata vintage, yang tahun ini kembali dilirik tidak hanya oleh mereka para kaum perempuan, laki-laki juga tidak ingin kalah agar terlihat vintage namun tetap modern. Paduan yang menarik yang membuat banyak anak muda tidak ingin ketinggalan gaya yang satu ini.

Photobucket

Lihat saja artis luar yang gemar mengenakan kacamata vintage ini, sebut saja Johnny Deep, tiap kali tampil di sejumlah acara, bahkan sejak dulu hingga sekarang, ia tidak pernah lepas dari kacamata yang bertemakan ‘jadul’ ini. Bahkan Artis cantik, Drew Barrymoore tidak ingin ketinggalan, ia kerap kali mengenakan aksesoris yang satu ini untuk sekedar jalan atau ke lokasi syuting. Kacamata ini yang biasanya didominasi warna hitam dan coklat. Mengikuti perkembangan jaman, semakin banyak pilihan warna yang bisa dilirik. Dari mulai warna soft sampai bright, pokoknya tetap vintage-lah.

Photobucket

Artis Hollywood bisa gaya, kenapa Anda tidak? coba saja kenakan kacamata ini disejumlah acara party atau nongkrong, selain asik dilihat, penampilan Anda jelas berbeda dari yang lain. Agar semakin terlihat gaya, cukup kenakan kaos oblong dengan tambahan aksesoris lain seperti kalung bergaya vintage untuk menambah kesan oldiest. Untuk acara formal atau resmi juga bisa, padukan saja kemeja dengan semi jas. Dan tidak lupa kenakan kacamata vintagenya yah

Selasa, 07 Juli 2009

Sepatu Jadul Vintage Punya

Wong Jowo itu sungguh kreatif, kata sepatu misalnya, dimaknai sebagai “tlesepaning tungkak”, artinya…, ya sepatu. Dan sepatu itu amat besar gunanya. Bayangkan saja kalau kita berjalan di panas terik tanpa alas kaki, tanpa sepatu…, mana tahan lah yauw. Namun sepatu tidak hanya berguna sebagai alas kaki saja, tapi juga musti enak dipakainya dan…, modis.

Trend mode sepatu silih berganti dari tahun ke tahun. Namun ada satu model sepatu yang sangat mengesankan bagi saya, yaitu model sepatu tahun 70 an, seperti dalam gambar ini.
Model sepatu laki2 berhak tinggi, lebih dari 10 centi itu biasa dijuluki sepatu disco.

Photobucket

Photobucket

Suatu hari pada tahun 1815, di depan kanal di kawasan Harmoni, seperangkat kunci dilemparkan oleh Raffles ke dalam kanal. Itulah tanda diresmikannya Harmonie Society,
sebuah tempat dansa elite Belanda yang tertua di Asia dan juga terdapat perpustakaan Batavian Society of Arts and Sciences.

Photobucket
*grand harmoni

Mengapa harus melempar kunci ?
Pelemparan kunci merupakan simbil bahwa pintu Harmoni selalu terbuka bagi yang ingin mereguk khazanah seni dan pengetahuan.

Photobucket
*peta jakarta tempoe doeloe

Tapi sangatlah disayangkan bahwa satu setengah abad kemudian di zaman Orde Baru - bangunan itu menjadi terbuka dalam artian yang sesungguhnya yaitu rata tanah dan menjelma menjadi pelataran parkir Istana Negara, taman dan juga lapangan tenis bagi Sekretariat Negara

Memang mungkin latar belakang gedung tersebut tidaklah sekuat latar belakangnya Gedung Kebangkitan Nasional di Jl. Abdurachman Saleh ataupun Gedung Sumpah Pemuda di Jl. Kramat Raya. At least begitulah alasan salah satu menteri pada saat itu ketika ditanya mengenai mengapa gedung tersebut diratakan dengan tanah. Tapi tokh tak semua orang setuju dengan alasan tersebut.

Salah seorang tokoh konservasi bangunan tua di Jakarta merasakan kekesalan yang memuncak saat mengetahui bahwa alasan pemerintah pada thn 1985 membongkar Gedung Harmoni Society karena dianggap bahwa gedung tersebut telah menghina bangsa Indonesia ;0

Padahal menurutnya, Gedung tersebut merupakan salah satu saksi sejarah Batavia. Harmonie merupakan cikal bakal lembaga ilmiah tertua di Indonesia dengan perpustakaan nasionalnya dan juga museumnya.

Dalam berbagai macam buku mengenai Batavia Tempoe Doeloe terlihat nyata bahaw kota Batavia ini pada dasarnya memiliki planologi yang terencana walaupun terdapat perbedaan planologi yang dibuat di Batavia antara Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) dan Herman Willem Daendels (1762-1818). Kedua penguasa ini membangun Batavia pada dasarwarsa yang berbeda.

Photobucket
*glodok tempoe doeloe


Pada 1619, Coen membangun daerah utara, yang di Jakarta masa kini kita sebut sebagai daerah KOTA yaitu Pelabuhan Pasar Ikan, Kalibesar, Glodok, Jln. Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Sementara itu Daendels pada tahun 1820 membangun daerah selatan Jakarta yang saat ini kita kenal sebagai Lapangan Banteng, Jln. Juanda, Jln. Veteran, Jl. Majapahit, Medan Merdeka dan Budi Kemuliaan, Pasar Baru, Pasar Senen, Matraman dan Kebon Sirih.

Salah satu peninggalan bangunan tua yang amat sangat disayangkan adalah Hotel Des Indes yang pada era awal tahun 1970an dihancurkan dan kemudian di situ di bangun kompleks pertokoan Duta Merlin . Satu moment sejarah hilang, padahal di Hotel tersebut dulu, Sultan Hamengkubuwono IX menerima Keris Jaka Pintur dari Sultan Hamengkubuwono VIII sebagai tanda bahwa beliau adalah penerus tahta Kesultanan Yogyakarta berikutnya .., belum lagi dulu di Hotel Des Indes, hampir semua anggota Panitia Proklamasi Kemerdekaan diinapkan menjelang kemerdekaan RI.

Ada bangunan yang sampai saat ini pun masih dipertahankan seperti contohnya Gedung Arsip Nasional di Jl. Hayam Wuruk, dulunya gedung tersebut merupakan rumah peristirahatan Gubernur Jenderal Reineir de Klerk (1710-1780), pada zamannya dulu, gedung tersebut dianggap unik karena menggunakan kaca patri, dan dindingnya memiliki hiasan pahatan dengan motif simbolis dan alegoris dari alkitab, yang dibuat dengan tingkat kecermatan begitu mendetail.

Kalau anda sempat berjalan-jalan dan masuk ke dalam gedung tersebut, anda dapat merasakan aura kharisma Batavia jaman dulu yang dulu dikenal sebagai The Queen of the East.

Dulunya pada masa Coen berkuasa, Batavia dikelilingi oleh benteng seperti layaknya keraton. Hal ini dilakukan untuk melindungi kota dari serangan-serangan yang tidak diinginkan. Namun pada masa Daendels berkuasa sekitar tahun 1811, benteng tersebut diruntuhkan.

Beberapa bangunan di dalam benteng lama yang dibangun oleh Coen pada tahun 1619, masih dapat disaksikan hingga saat ini. Salah satu yang penting adalah Stadhuis (Balai Kota) yang sekarang lebih dikenal sebagai Musium Fatahilah (diresmikan pada tahun 1974). Ingatan kita terkadang pada masa satu titik hitam sejarah Batavia dimana pada tahun 1740, saat ketika 5,000 orang Tionghoa dibantai habis di lapangan depan halaman Stadhuis. Stadhuis sendiri dibangun selama 3 thn yaitu dari tahun 1707 - 1710. Pemandangan menarik dari halaman depan Stadhuis adalah ke gerbang-gerbang kota Amsterdam Port I dan II. Sayang sekali kedua gerbang tersebut pada era awal tahun 1950an dihancurkan karena terkena project pelebaran jalan .

Sebenernya sih sejak tahun 1869, kehadiran kedua gerbang tersebut sudah menganggu lalu lintas trem (yang dulu merupakan alat transportasi di Batavia) dan juga delman . Patung-patung Mars dan Minerva yang dulu ada di halaman depan ikut raib seiring dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada awal tahun 1942an.

Satu hal lagi, penjara air yang dulu letaknya ada di dekat teras Musium Fatahilah, telah ditutup rata dan tidak ada bekas sama sekali , terkadang saya berpikir, kenapa hal itu dilakukan ? .. padahal penjara air tersebut merupakan salah satu saksi sejarah dimana dulu salah seorang pahlawan besar Indonesia, Untung Surapati pernah dimasukkan disitu. Dulunya penjara air adalah tempat penyiksaan yang paling dihindari, bayangkan saja didalamnya ditaruh berbagai jenis binatang air yang berbisa ataupun bisa melukai tubuh manusia ..

Keragaman niaga dan jasa pada masa itu bisa dilihat sepanjang jalan-jalan Pintu Besar (Binnen Nieuwpoort Straat), kelancaran distribusinya dilayani oleh jaringan transportasi umum trem yang pada era 1869 masih bertenaga kuda kemudian meningkat diganti dengan tenaga uap pada tahun 1882 dan akhirnya memakai listrik pada masa awal 1900an. Mengantarkan orang ke wilayah Harmonie, Tanah Abang atau Meester Cornelis yang sekarang dikenal sebagai Jatinegara

Pada masa awal 1873, seluruh saluran telah tersedia baik itu jaringan telpon, lampu gas dan air.

Batavia dulu adalah seperti kota-kota kolonial Asia lainnya seperti Calcutta, Macau, Singapore, Malacca dan lainnya, yang mempunyai masa keemasan pada jamannya karena adanya jalinan beberapa budaya menjadi satu yaitu budaya Eropa, Cina, India, Arab, Melayu dan Jawa.

Jika melihat gambaran Batavia Tempoe Doeloe (ada bukunya: Batavia in Nineteenth Century Photographs, dengan harga kurang lebih Rp. 600,000 ) ,kebanyakan orang akan melihat pada masa itulah masa keemasan Batavia terjadi.

Jan Pieterszoon Coen pada 1619 membangun benteng VOC, benteng kota Oude Batavia inilah yang menjadi wilayah inti dari apa yang nantinya dikenal dengan nama downtown atau kota lama Jakarta.

Kanal Molenvliet (sekarang adalah sungai yang membelah Jl. Gajah Mada dan Jl. Hayam Wuruk) dibangun pada tahun 1648 oleh seorang Kapten Tionghoa bernama Phoa Bing Ham. Kanal itu menjadi penghubung antara Batavia lama dan baru. Rumah-rumah saudagar kaya banyak menghiasi sepanjang kanal tersebut. Beberapa diantaranya adalah Hotel Des Indes (sekarang komplek pertokoan Duta Merlin), Hotel Marine (yang sempat menjadi toko Eigen Hulp dan sekarang menjadi pintu gerbang gedung BTN), Hotel Ernst (diratakan dengan tanah pada thn 1922 dan sekarang menjadi Hotel Melati ).

Sementara itu Batavia baru (Bovenstad) dikenal bernuansa Eropa tropikal pada saat itu adalah wilayah-wilayah sekitar Rikswijk (sekarang sekneg dan Istana Negara), Koningsplein (Monas), Weltevreden (Menteng dan Gondangdia) serta Waterloo Plein (Lapangan Banteng).

Insitusi pemerintahan sempat dibangun di sekitar Waterloo Plain (Lapangan Banteng) dengan bentengnya yang terkenal yaitu Frederik Citadel (sekarang lokasi benteng tersebut telah menjadi Masjid Istiqlal).

Satu-satunya bangunan artifak yang unik dan masih utuh serta sisa dari kejayaan Weltevreden adalah rumah milik pelukis Raden Saleh yang terletak di Jl. Cikini Raya. Kini rumah ini menjadi bagian utama dari Rumah Sakit Cikini.

Satu lagi yang tersisa dari kejayaan masa lalu adalah bagian dari Tanah Abang sekarang yaitu Taman Prasasti. Taman Prasasti dulu merupakan bagian dari tata kota dan satu-satunya kuburan kota yang ada.

Photobucket
*tanah abang

Tanah Abang sendiri dulu masih merupakan satu pasar kecil dan kemudian diperluas. Perluasan pasar Tanah Abang sekarang memakai bekas lahan Juragan Besar Belanda yaitu Meneer Van Riebeek.

Mickey Mouse

Mickey Mouse Works adalah acara televisi yang terdapat Miki Tikus dan teman-temannya. Ini adalah kartun Mickey's Mouse Tracks yang dibuah.

Miki Tikus, Mini Tikus, Donal Bebek, Desi Bebek, Gufi, Pluto dan Profesor Otto membintangi sekmennya sendiri. Karel Kuda, Klarabela, Kwik, Kwek dan Kwak, Kiki dan Koko, Gober Bebek, Boris, Humphrey si Beruang, J. Audobon Woodlore, Dinah si Dachshund, Butch si Bulldog, Mortimer dan Clara Cluck muncul sebagai karakter pembantu.

Mickey Mouse Works dibuat untuk mengulang kembali era kejayaan kartun pendek Disney, pada film ini terdapat banyak karakter Disney yang populer. Dengan menggunakan warna awal dan efek suara original, film ini terlihat seperti film Disney klasik.

Setiap setengah jam terdapat berbagai macam kartun, dari kartun yang panjangnya 90 detik sampai 12 menit.

Berbagai macam kartun yang sangat pendek, yang berdurasi 90 detik, berjudul sebagai berikut:

  • Mickey to the Rescue: Miki Tikus berusaha menyelamatkan Mini dari Boris.
  • Maestro Minnie: Mini menjadi konduktor pada suatu orkestra.
  • Goofy's Extreme Sports: Gufi menunjukan aksi berbahayanya dalam olahraga.
  • Donald's Dynamite: Aktivitas Donal dan sebuah dinamit.
  • Von Drake's House of Genius: Professor Otto menunjukan penemuannya.
  • Pluto Gets the Paper: Pluto melewati masalah untuk mengambil koran untuk Miki.

Meski kartun-kartun ini terpisah, tapi Donal, Miki Dan Gufi juga menjalani usaha jasa dalam beberapa kartun.

Setelah acara ini diganti oleh Disney's House of Mouse pada Januari 2001, film ini tidak pernah terlihat lagi. Namun, film ini masih ada pada stasiun Disney Channel.


Lagu Anak Lawas

  1. Ira Maya Sopha – Ibu Dengar Ratapku download
  2. Ira Maya Sopha – Kerja Kerja download
  3. Ira Maya Sopha – Kisah Cinderela download
  4. Ira Maya Sopha – Pengumuman Penting download
  5. Ira Maya Sopha – Sepatu Kaca download
1__202__203__204.mp3
4sehat5sempurna.mp3
akuanaksehat.mp3
Anak_20Kambing_20Saya.mp3
Baloku.mp3
Balonku.mp3
BangunTIdur.mp3
BintangKecil.mp3
BintangKejora.mp3
Bunda_20Piara.mp3
BurungKakaktua.mp3
Burung_20Kutilang.mp3
Cublak-Cublak_20Suweng.mp3
DuaMataSaya.mp3
Dudidam.mp3
Gelang_20Sipatu_20Gelang.mp3
Helli.mp3
Hujan.mp3
Indonesia_20-_20Crayon_20Shinchan.mp3
Joshua-ABC.mp3
Joshua_-_Air.mp3
Joshua_-_Cit_Cit_Cuit.mp3
Joshua_-_Diobok_obok.mp3
Jual_20Buah-buahan.mp3
KasihIbu.mp3
Kasih_20Ibu.mp3
Kelinciku.mp3
KembaliKeSekolah.mp3
Kereta_20Apiku.mp3
Kukuruyuk.mp3
Layu_20Melati.mp3
LiburTelahTiba.mp3
LihatKebunku.mp3
Lompat_20Katak.mp3
MedleyUltah.mp3
Mellisa_-_Semut_Semut_Kecil.mp3
Mellisa_-_Si_Komo_Lewat_Tol.mp3
Mellisa_-_Tukang_Bakso.mp3
Menari.mp3
NaikDelman.mp3
NaikPuncakGunung.mp3
Naik_20Delman.mp3
Nama_20Nama_20Rasa.mp3
NinaBobo.mp3
PamanDatang.mp3
PelangiPelangi.mp3
PokAmeAme.mp3
PotongBebek.mp3
RameRame.mp3
Sang_20Kodok.mp3
SatuTambahSatu.mp3
SayangSemuanya.mp3
Sayang_20Semuanya.mp3
Sayonara.mp3
SemutKecil.mp3
SiKancil.mp3
Tasya-AkuAnakGembala.mp3
Tasya-AmbilkanBulanBu.mp3
Tasya-Cemara-AnginBertiupMedley.mp3
Tasya-DiStasiunKretaApikuMedley.mp3
Tasya-PamanDatang.mp3
Tasya_20-_20Ambilkan_20Bulan_20Bu.mp3
Tasya_20-_20Jangan_20Takut_20Gelap_20_feat._20Duta_20of_20Sheila_20On_207_.mp3
Topi_20Saya_20Bundar.mp3
UlangTahun.mp3
Yok_20Makan_20Bersama.mp3

Surabaya tempoe doeloe

JALAN PAHLAWAN

Dulu Jalan Pahlawan Surabaya ini bernama Alun-alun Straat. Foto diambil tahun 1930. Masih terlihat ada rel trem listrik, kendaraan dokar dan mobil pada zaman itu. Sekarang semua sudah berubah.

Photobucket

GERBANG Jalan Kembang Jepun dari arah Timur dengan gaya tradisional China di tahun 1930-an. Gerbang ini pernah dirubuhkan dan saat di Jalan Kembang Jepun itu diadakan kegiatan Kya-Kya, yaitu pasar makanan pada malam hari tahun 2005-2007, gerbang khas China dibangun kembali.

Photobucket

KAWASAN KEMBANG JEPUN

Jalan Kembang Jepun tahun 1930, difoto dari Gedung Internatio – Jembatan Merah – gerbang Barat.

Photobucket

GEDUNG LINDETEVES

Pada zaman Belanda, gedung yang terletak di pojok Jalan Pahlawan dengan jalan Kebun Rojo Surabaya ini dikenal sebagai gedung NV.Lindeteves. Dalam dokumentasi “Surabaya Tempo Dulu”, foto ini diambil tahun 1930. Sekarang gedung ini digunakan sebagai gedung Bank Mandiri dan sebelumnya pernah dipakai oleh Bank Niaga. Pemerintah Kota Surabaya, mencatat gedung ini sebagai salah satu “cagar budaya” di Kota Surabaya.

Photobucket

GEDUNG Raad van Justitie (Pengadilan Tinggi) di Zaman Belanda, di Jalan Pahlawan (Alun-alun Straat) pada perayaan HUT Ratu Wilhelmina tanggal 31 Agustus 1935. Ada acara karnaval dan pawai yang disaksikan rakyat yang memenuhi sepanjang jalan, viaduk . jalan-jembatan pelintasan kereta api, bahkan sampai ke puncak gedung kantor Gubernur Jawa Timur di seberangnya. Pada zaman Jepang, gedung ini berubah fungsi menjadi Markas Polisi Militer.(Kenpetai) dan sekarang sudah hancur. Di atas lahan ini berdiri kokoh Tugu Pahlawan untuk memperingati peristiwa heroik 10 November 1945. Tugu Pahlawan ini diresmikan oleh Presiden RI pertama Ir..Soekarno tanggal 10 November 1952 dan di bawahnya dibangun pula Museum (bawah tanah) Tugu Pahlawan yang mengoleksi berbagai peninggalan masa perjuangan tahun 1945.

Photobucket

RAMAINYA LUAR BIASA

Gedung Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan (Alun-alun Straat) Surabaya tanggal 31 Agustus 1935 ramai sekali, selain di jalan raya dan viaduk (jembatan) kereta api, gedung sampai ke atas atap kantor gubernur ditempati pengunjung yang menyaksikan upacara, pawai dan karnaval.

Photobucket

;;